Lebih dari 30 perengkuh Ballon d'Or sejak 1956 didominasi dari barisan penyerang, namun ada beberapa bomber legenda yang tampaknya perlu diperhatikan. Seperti 3 Penyerang di samping yang tak pernah membawa pulang trofi penghargaan individual (Ballon D'Or) walau sukses membawa timnya meraih sejumlah gelar.
1. Ferenc Puskas, Kendati ia memenangkan kejuaran Eropa di usia kompetisi yang baru terlahir, nyatanya Puskas hanya menjadi bayang-bayang di belakang Luis Suarez untuk sekedar menjadi nomor dua pada 1960. Di tahun-tahun awal diresmikannya Ballon d'Or, Hungaria berjaya dengan membekuk Inggris 6-3 di Wembley. Rasanya gelar terbaik dunia pantas disematkan pada Puskas di masa itu.
2. Preban Elkjaer, Menjadi momok yang ditakuti di Eropa di pertengahan 1980. Membawa Scandinavians ke semi-final Euro, dan menghadiahi Verona satu capaian historic, Scudetto, setahun berselang. Tapi bagaimanapun, nama Platini tak bisa dipatahkan oleh Elkjaer yang di 80-an sukses mengukir hat-trick.
3. Thiery Henry, Legenda Arsenal yang sekarang ini kembali memperkuat klub yang telah melambungkan namanya tersebut untuk jangka pendek, yang menemani Charles. Agaknya torehan 226 gol dan dua persembahan Liga Primer Inggris belum cukup untuk mengukuhkan pemain milik New York Red Bulls ini memenangkan Ballon d'Or. Apa memang kontribusi Henry masih terbilang kurang untuk the Gunners? Coba tengok di musim 2004. Arsenal mengalami fase yang amat sulit ditandingi tim-tim lain. Betapa tidak, Arsenal-nya Henry menyapu bersih semua pertandingan Liga dengan tak terkalahkan dan sang penyerang membukukan 39 gol di semua kompetisi. Alasannya mungkin merujuk pada kegagalan Henry membawa Prancis berjaya di Euro 2004, sementara Andriy Shevchenko menggebrak setahun setelahnya untuk mengklaim Ballon d'Or. Henry? sepertinya memang tidak "dijodohkan" memenangkan gelar pribadi paling bergengsi tersebut.
No comments:
Post a Comment